kampus

Rabu, 09 November 2011

makhluk hidup dalam ekosistem alami


1.     makhluk hidup dalam ekosistem  alami
pengertian ekosistem adalah timbale balik antara makhluk hidup dan lingkungan
populasi dan komunitas makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya disebut ekosistem-ekosistem dibentuk oleh satuan-satuan ekosistem berikut.
a.       individu, yaitu satu makhluk hidup tunggal. Contohnya seekor kelinci atau sebatang pohon.
b.      Populasi, yaitu sejumlah individu yang sama yang menempati suatu areal tertentu pada saat tertentu. Contohnya populasi semut disuatu padang rumput.
c.       Komunitas adalah kumpulan beberapa populasi makhluk hidup dalam suatu wilayah tertentu. Contonya : komunitas dikolam.
d.      Ekosistem yaitu kesatuan dari komunitas dengan lingkunganya sehinga terjadi hubungan timbale balik. Contohnya ekosistem sungai.
e.       Biosfer yaitu keseluruhan  ekosistem yang ada dibumi.
            Tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas  adalah ekosistem. Berbagai bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu dan energi yang menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem. Sinar matahari merupakan sumber energi dalam sebuah ekosistem, yang oleh tumbuhan dapat diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintensis .
                        Dibumi terdapat berbagai macam ekosistem. Berdasarkan ukuranya ekosistem di bagi menjadi 2 yaitu ekosistem makro dan ekosistem mikro.
a.       ekosistem makro yaitu ekosistem yang ukuran atau ruang lingkupnya besar.
            Contohnya ekosistem hutan hujan tropis.
b.      ekosistem makro yaitu ekosistem yang ukuranya atau ruang lingkupnya kecil.
            Contohnya ekosistem dalam aquarium.








A. populasi dan komunitas makhluk hidup 
Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu suatu spesies organisme hidup yang sama. Populasi dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis daripada gejala individu yang selalu melakukan hubungan.  Populasi merupakan kumpulan individu sebuah spesies yang mempunyai potensi untuk berbiak silang antar satu individu dengan individu yang lain.  Tentu saja individu dalam sebuah populasi itu tidak hanya berinteraksi melalui biak silang, tetapi juga berhubungan secara dinamis dalam hal-hal lain.  Kalau jumlah individu per unit luas bertambah dalam perjalanan waktu, maka kepadatan populasi naik.  Kalau kepadatan populasi itu sedemikian rupa naikknya sehingga kebutuhan populasi itu akan bahan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lain-lain menjadi di luar kemampuan alam lingkungan untuk menyediakan atau menyokong secukupnya, timbullah persaingan atau kompetisi.  Persaingan ini menimbulkan dua akibat, 1) dalam jangka waktu yang singkat akan menimbulkan akibat (efek) ekologi dan 2) dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan akibat evolusi.
Ada dua faktor lingkungan yang dapat menurunkan daya biak populasi, yaitu faktor bergantung pada kepadatan populasi itu sendiri, misalnya kekurangan bahan pangan, kekurangan ruang untuk hidup karena populasi terlampau padat dan faktor yang tidak tergantung pada kepadatan populasi misalnya terdapat penurunan suhu lingkungan secara drastis dan mendadak.
  Berasal dari kata population, yang berarti jumlah penduduk. Merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. all the units of analysis to which a hypothesis applies (Seluruh unit analisis yang tercakup dalam hipotesis)
·         pembagian jenis populasi
·         Populasi Terbatas
o   Mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Contohnya :
Jumlah penduduk kota Padang 800.000 jiwa
Jumlah mahasiswa Sastra 300 orang.
·         Populasi Tak Terbatas (Tak Terhingga)
o   Sumber datanya tidak dapat ditentukan batasan-batasannya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh :
Berapa liter pasang surut air laut pada bulan purnama
Jumlah gelandangan di Indonesia.

                     Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas.   Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup lainnya.
                     Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya.  Namun, perubahan akan selalu terjadi.  Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin dapat dicapai.  Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama.
                     Sering terjadi, spesies tumbuhan dan hewan dijumpai berulangkali dalam pelbagai komunitas dan menjalankan fungsi yang agak berbeda.  Kombinasi antara habitat , tempat suatu spesies hidup, dengan fungsi spesies dalam habitat itu memberikan pengertian nicia (niche). Konsep nicia ini penting karena selain dapat digunakan untuk meramal macam tumbuhan dan hewan yang yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas, juga dipakai untuk menaksir kepadatan serta fungsinya pada suatu musim.  Kepadatan individu dalam suatu populasi langsung dapat dikaitkan dengan pengertian keanekaragaman.  Istilah ini dapat diterapkan pada pelbagai bentuk, sifat, dan ciri suatu komunitas.  Misalnya, keanekaragaman di dalam spesies, keanekaragaman dalam pola penyebaran.  Margalef (1958) mengemukakan bahwa untuk menentukan keanekaragaman komunitas perli dipelajari aspek keanekaragaman itu dalam organisasi komuniatsnya.  Misalnya mengalokasikan individu populasinya ke dalam spesiesnya, menempatkan spesies tersebut ke dalam habitatnya, menentukan kepadatan relatifnya dalam habitat tersebut  dan menempatkan setiap individu ke dalam tiap habitatnya dan menentukan fungsinya. Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapat diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitsas tersebut.  Hal ini menunjukkan tingkat kedewasaannya sehingga keadaannya lebih mantap.  Komunitas, seperti halnya tingkat organisasi makhluk hidup lain, juga mengalami serta menjalani siklus hidup.

B. Berbagai bentuk ekosistem alami
Suatu organisme tidak akan dapat hidup mandiri tanpa kehadiran organisme lain serta mengabaikan sumber daya alam yang merupakan sumber pangan, tempat perlindungan dan tempat perkembangbiakan.  Suatu konsep sentral dalam ekologi adalah ekosistem, suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem adalah tatanan satuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.  Ekosistem tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan, tetapi juga dalam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu dan energi yang menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem.
Ekosistem dibentuk oleh komponen hidup dan tak hidup, disuatu tempat dan beriteraksi dalam satu kesatuan yang teratur.  Ditinjau dari segi komponen-komponennya, ekosistem dapat dibedakan menjadi :
  1. Autotrofik, yaitu organisme yang dapat mensintesiskan makanannya sendiri atau dapat menyediakan makanannya sendiri.  Organisme tersebut mengubah bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik dengan bantuan energi matahari dalam butir-butir hijau daun atau  klorofil
  2. Heterotrofik, yaitu organisme yang hanya dapat memanfaatkan bahan makanan yang disediakan oleh organisme lain.

Contoh ekosistem
Daratan: hutan tropis, hutan konifer, gurun pasir, savana, lahan pertanian.
Perairan (akuatik): danau, sungai, laut.
Peralihan antara daratan dan perairan: lahan basah (rawa, hutan bakau pesisir).Ekosistem juga dapat dibedakan menjadi:
A. Ekosistem alami
B. Ekosistem binaan/terbangun (kota, desa, lahan pertanian)
Ekosistem Alami
mengalami proses-proses perubahan secara alami
tanpa campur tangan manusia
Ekosistem Binaan
membutuhkan pengelolaan dan penambahan energi/materi oleh manusia
agar dapat dipertahankan dalam kondisinya
Hubungan keterkaitan dan ketergantungan antar keenam komponen ekosistem ini harus dipertahankan dalam kondisi yang stabil dan seimbang. Perubahan terhadap salah satu komponen akan mempengaruhi komponen
lainnya.

Faktor biotik lain adalah mikroba dan organism lain yang a.l. berperan dalam penguraian bahan organik; dan dapat ditemukan di tanah, air, udara atau pada organisme lain.
        
c.      Aliran energi dan materi dalam ekosistem alami
Tenaga atau energi dibutuhkan oleh seluruh organisme untuk melakukan suatu usaha atau aktivitas. Sebagai contoh, tumbuhan membutuhkan energi dari cahaya matahari, hewan dan manusia membutuhkan energi yang dihasilkan dai proses pengolahan makanan di dalam tubuh.
Energi yang terdapat di lingkungan sekitarmu memiliki bentuk yang bermacam-macam, seperti energi cahaya, energi listrik, energi kimia, energi panas, dan sebagainya. Setiap bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk energi lainnya. para ilmuwan yang mempelajari perubahan energi tersebut menemukan fenomena bahwa energi tidak dapat diciptakan. Fenomena ini juga berlaku di dalam suatu ekosistem. Setiap organisme mendapatkan energinya dengan cara mengubah energi yang berasal dari lingkungannya, seperti tumbuhan yang bergantung pada cahaya matahari atau hewan dan manusia yang membutuhkan makanan sebagai sumber energinya.

A. ALIRAN ENERGI

1. Tingkat Trofik
Interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya aliran energi. Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses aliran energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan dimakan. Proses makan dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya. Setiap kelompok organisme yang memiliki sumber makanan tertentu disebut dengan tingkat trofik. Dalam suatu ekosistem terdapat beberapa macam tingkat trofik seperti produsen, konsumen dan decomposer.

a. Produsen
Energi memasuki suatu ekosistem dimulai dari energi radiasi (cahaya matahari) yang sebagian diserap oleh tumbuhan, ganggang, dan organisme fotosintetik lainnya. Energi cahaya matahari kemudian diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintetik. Energi kimia tersebut disimpan dalam bentuk senyawa organic seperti molekul glukosa. Molekul glukosa kemudian dipecah dan digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas seperti tumbuh dan berkembang, bernapas, memperbaiki jaringan yang rusak, dan lain sebagainya. Seluruh organisme berklorofil seperti tumbuhan dan ganggang hijau yang dapat mengolah makanannya melalui proses fotosintesis disebut organisme autotrof atau dalam suatu ekosistem disebut dengan produsen.

b. Konsumen
Organisme seperti hewan membutuhkan makanan berupa organisme lain (tumbuhan atau hewan lain) sebagai sumber energinya. Organisme yang tidak dapat mengolah makanannya disebut organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen dalam suatu ekosistem dapat dikelompokkan menjadi beberapa tingkat. Konsumen tingkat I (konsumen primer) adalah kelompok organisme yang secara langsung memakan produsen. Anggota konsumen primer adalah kelompok herbivore atau pemakan tumbuh-tumbuhan, seperti belalang, kelinci, kambing, dan sebagainya.
Konsumen tingkat II (konsumen sekunder) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen primer. Konsumen tingkat III (konsumen tersier) adalah kelompok organisme yang memakan konsumen sekunder. Konsumen sekunder dan tersier beranggotakan kelompok karnivora atau pemakan daging seperti singa, elang, ular, serigala dan sebagainya.
Selain itu, konsumen primer, konsumen sekunder, dan seterusnya juga dapat merupakan anggota kelompok omnivore, yaitu organisme yang memakan tumbuhan dan hewan seperti ayam, manusia, dan sebagainya.

c. Dekomposer atau Detritivora
Beberapa organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus atau materi organic dari organisme lain. Detritus dapat berupa bangkai, feses, daun busuk, dan lain sebagainya. Organisme yang memakan detritus disebut dengan detritivora. Organisme detritivora seperti cacing tanah, kutu kayu, kepiting, dan siput biasanya banyak terdapat di dalam tanah atau di dasar perairan.
Sisa-sisa materi organic tidak hanya dihancurkan oleh detritivora. Organisme lain seperti bakteri dan jamur juga menggunakan sisa materi organic tersebut sebagai sember energinya. Organisme yang menggunakan sisa-sisa materi organic dan produk terdekomposisi lainnya disebut decomposer atau saprotrof.

2. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan
Proses makan dan dimakan antara satu tingkat trofik dengan tingkat trofik lainnya membentuk urutan dengan arah tertentu yang disebut rantai makanan. Melalui rantai makanan, energi dapat mengalir dari satu organisme ke organisme lainnya. Produsen merupakan awal terjadinya aliran energi dengan cara menyerap energi cahaya matahari dan mengubahnya menjadi molekul kimia seperti glukosa. Molekul kimia yang dibentuk oleh tumbuhan kemudian dijadikan sumber energi bagi konsumen primer, yaitu organisme herbivore dan omnivore yang memakan tumbuhan. Energi kembali mengalir ke organisme karnivora atau omnivore yang memakan konsumen primer, dan seterusnya. Energi terus mengalir hingga ke organisme pemakan detritus, yang mengubah senyawa organic pada sisa-sisa organisme mati menjadi energi panas melalui proses respirasi.
Di dalam ekosistem alami, satu rantai makanan yang sederhana jarang sekali terjadi, karena hanya sedikit konsumen yang memakan satu jenis organisme. Umumnya, di dalam suatu ekosistem membentuk suatu hubungan makan dan dimakan yang kompleks. Satu jenis produsen dapat dimakan oleh beberapa konsumen primer. Satu konsumen primer dimakan oleh beberapa konsumen sekunder, atau satu konsumen tersier memakan beberapa konsumen sekunder, begitu seterusnya. Hubungan makan dan dimakan yang kompleks tersebut saling bercabang dan berkaitan sehingga membentuk jarring-jaring makanan.

D. macam-macam bentuk pola kehidupan
Iklim, tumbuhan dan hewan merupakan ekosistem skala besar yang disebut daerah habitat atau bioma.  Kondisi suatu bioma dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik.  Faktor abiotik di padang pasir berupa pasir, batuan-batuan, sedangkan faktor biotiknya berupa kaktus dan unta.  Kondisi di daerah pantai wujud abiotiknya adalah pasir panati atau lumpur, sedangkan hewannya berupa ikan atau buaya.
  1. Daerah Tropis
Terletak disepanjang khatulistiwa antara 23,5 derajat Lintang Utara dan 25,5 derajat Lintang Selatan, beriklim panas. Lingkungan abiotiknya adalah matahari bersinar sepanjang tahun, perubahan suhu hanya sedikit, curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun antara 200-225 cm per tahun.
Dalam kondisi tersebut di bawah biomanya terdapat ribuan spesies tumbuhan yang dapat membentuk suatu hutan tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.Pohon-pohon besar dan tinggi yang dapat mencapai 20-40 meter
2.Cabang pohon panjang dan banyak yang membentuk naungan pohon yang luas
3.Dalam naungan pohon hidup tumbuhan yang menempel (epifit) yang melakukan adaptasi dengan lingkungan kering karena hidup dari air dan curah hujan yang dikandung cabang atau batang pohon tempatnya menempel
4.Tanah di bawahnya hampir tidak ada sinar matahari yang menyebabkan tanaman merambat, menjalar ke atas seperti rotan.
5.Tanaman perdu masih dapat hidup dalam kanopi tanaman besar sehingga tercipta tingkatan kehidupan
6.Yang di bawah suhu hampir tidak terasa, hidup rumput dan lumut sebagai makanan hewan
Dalam hutan tropis yang lebat, hidup beraneka ragam binatang, mulai dari bakteri pembusuk dalam tanah, burung, kera, sampai harimau dan binatang besar maupun binatang buas yang lain. 
2.   Daerah Sub Tropis
Terletak antara 23,5 derajat – 66,5 derajat Lintang Utara dan Lintang Selatan.  Iklimnya disebut iklim sedang.  Akibat kemiringan bumi terasa dengan adanya empat musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi.  Biomanya memiliki ciri-ciri curah hujan sepanjang tahun antara 75-100 cm per tahun, memiliki empat musim, hutannya merupakan luruh.  Gugurnya daun pepohonan hutan merupakan persiapan akan datangnya musim dingin, dan bersemi kembali setelah musim dingin selesai.  Yang khas didaerah sub tropis adalah adanya salju di musim dingin.  Jumlah tumbuhan di kawasan sub tropis lebih sedikit , tanaman tinggi, jarak antara poho yang satu dengan yang lain tidak rapat dan praktis tidak ada perdu di bawahnya.  Didaerah tengah benua terdapat padang rumput karena curah hujannya sedikit, sehingga sulit bagi pohon untuk hidup dengan baik, tetapi tidak sampai menjadi gurun pasir.  Tingkat curah hujan menyebabkan tumbuhnya macam-macam rumput, ada yang tinggi sedang dan pendek.  Tanah padang rumput banyak mengandung humus, karena daun rumput yang cepat mati dan membusuk pada musim tumbuh. 
  1. Daerah Kutub
Terletak antara di bawah daerah 66,5 derajat – 90 derajat Lintang Utara atau Lintang Selatan.  Pada musim panas matahari bersinar lebih dari 12 jam sehari, sehingga malam menjadi lebih singkat, sebaliknya dalam musim dingin matahari kurang dari 12 jam, sehingga malam lebih lama.  Bioma yang khas di daerah beriklim dingin ini adalah hutan taiga yang pohonnya terdiri dari satu jenis spesies (keadaannya homogen).
Ciri ekosistemnya adalah adanya perbedaan suhu dalam musim panas dengan musim dingin yang amat mencolok, pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas antara 3-6 bulan.  Pohon khasnya konifer, sdeangkan hewan yang hidup di kawasan taiga adalah moose, berunag hitam, ajak dan marten.  Burung-burung bermigrasi di musim gugur-dingin.
Lebih ke utara di belahan bumi terdapat tundra.  Lokasinya sekitar kutub, sehingga iklimnya disebut iklim kutub.  Ciri-cirinya adalah daerah tundra mendapat sedikit energi radiasi, perbedaan siang dan malam dalam musim panas dan dingin sangat besar.  Rumput tumbuh menutupi tanah, tumbuhan berbiji tumbuh kerdil.  Dalam musim panas yang merupakan musim tumbuh inilah tumbuh-tumbuhan mendapat persediaan makanan untuk setahun.  Tumbuhan musim berbunga serempak, sehingga padang rumput dipenuhi oleh berbagai jenis hewan (misalnya rendeer, musk oxen, dan berunag putih).

Rangkuman
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu pengetahuan.  Dalam ilmu lingkungan, seperti halnya dalam ekologi jasad hidup (organisme) pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi. 
Individu adalah suatu struktur yang membangun suatu suatu kehidupan dalam bentuk organisme.  Populasi adalah sekelompok individu-individu jasad hidup (organisme) yang sejenis yang hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang bersamaan.
Ekosistem   adalah tatanan satuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.  Ekosistem tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan, tetapi juga dalam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu dan energi yang menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem.
Sinar matahari merupakan sumber energi dalam sebuah ekosistem, yang oleh tumbuhan dapat diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis.  Pembentukkan jaringan hidup selanjutnya tentu saja bergantung pula pada kemampuan tumbuhan menyerap pelbagai bahan mineral dari dalam tanah, yang seterusnya diolah dalam proses metabolisme.
Iklim, tumbuhan dan hewan merupakan ekosistem skala besar yang disebut daerah habitat atau bioma.  Kondisi suatu bioma dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik.

              









MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH IAD, IBD, ISD
                                       
DOSEN PEMBIMBING :
                                                        Drs. ZUHAIRI, M.Pd


        DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :
1.       IMAM SOLIHIN
2.       MUJIRAHAYU
3.       ALFI NURFADILAH
4.       DAHLIA
5.       TAMIM


STAIN.BMP









SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
2011/2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya sehingga tugas KULIAH IAD, IBD, ISD ini dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kehadirat nabi Muhammad saw, yang telah membimbing umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman yang islami yang penuh dengan kebahagiaan.

Pada kesempatan ini kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Drs. ZUHAIRI, M.Pd selaku dosen pada mata kuliah pendidikan kewargaan yang telah ikhlas memberikan ilmunya kepada kami dalam perkuliahan.

Penyusun menyadari bahwasanya dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penyusun mengharap kritik dan saran dari semua pihak, yang bersifat membangun. Semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Metro,    November 2011





Penyusun
__________________








Daftar isi
Kata pengantar
1.     makhluk hidup dalam ekosistem
2.     populasi dan komunitas mahluk hidup
3.     berbagai bentuk ekosistem alami
4.     aliran energi dan materi dalam ekosistem alami
a.     aliran energi
b.    rantai makanan dan jarring makanan
5.     macam-macam pola kehidupan
6.     daftar pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

" tolong komentarnya untuk kedepan agar lebih bagus "