Apalagi, jika organisasi
bersifat sukarela, alias tidak ada upah kerja untuk anggotanya.
Tips Motivasi Diri
Oleh: AsianBrain.com
Content Team
Terkadang kita merasakan
kejenuhan, tidak bersemangat dalam menjalani hidup. Anda merasa butuh adanya
motivasi dari orang lain.
Mungkin cara ini bisa berhasil.
Namun, untuk kemudian bisa berubah dan bersemangat, kuncinya ada pada diri Anda
sendiri.
Tidak ada seorang pun yang bisa
memberikan motivasi lebih baik, selain diri kita sendiri. Ada beberapa tips untuk memotivasi diri
sendiri, yaitu :
1.
Menuliskan tujuan pada selembar kertas.
Untuk bisa memotivasi diri, Anda
harus memahami tujuan yang hendak Anda capai. Lakukan refleksi, apa yang
sebenarnya Anda inginkan. Kemudian, Anda harus mengembangkan perencanaan jangka
pendek maupun jangka panjang.
Pilihan yang Anda tentukan,
haruslah realistis, sesuai logika. Anda tidak bisa memilih jalan yang Anda rasa
tidak sanggup untuk menjalankannya. Akhirnya, Anda akan menemukan kegagalan dan
keputusasaan, sebelum mencapai tujuan tersebut.
Tempelkan lembaran kertas yang
berisi tujuan pada ruang yang sering Anda lihat. Anda bisa memilih di
cermin kamar, lemari, dinding, atau tempat mana saja yang Anda sering melihat
dan membacanya. Setiap hari, sekurangnya baca tulisan itu 5 kali, agar selalu
teringat dengan tujuan yang ingin Anda capai dan memiliki motivasi diri
untuk mencapainya.
Setiap hari pula, catatlah apa
saja hal yang telah Anda lakukan untuk semakin mendekatkan Anda dengan untuk
mencapai tujuan tersebut. Dengan cara ini, Anda akan menyadari apakah tujuan
itu masih jauh, semakin dekat atau hampir tercapai.
2. Berhenti menunda
Menunda adalah kebiasaan yang
bisa membunuh impian dan motivasi diri Anda. Tetapkan batas waktu untuk
mencapai satu tujuan, dan berpeganglah dengan batas waktu yang Anda tentukan
sendiri. Dengan memiliki perasaan dikejar batas waktu, Anda akan lebih fokus
dan berusaha untuk memenuhi tujuan tersebut.
Namun berhati-hatilah, jangan
sampai menentukan batas waktu yang membuat Anda stres dan frustasi, dan hanya
akan merusak mental dan pikiran Anda. Pikirkanlah batas waktu yang tepat dan
tetap membuat Anda nyaman dalam menjalaninya.
3. Reward untuk diri
sendiri
Cobalah untuk memberikan hadiah
atau menghargai diri Anda sendiri ketika berhasil menyelesaikan satu bagian
dalam perencanaan untuk mencapai tujuan Anda. Ini akan menjadikan Anda memiliki
harapan, menyuntikkan motivasi diri Anda, agar bisa menyelesaikan bagian-bagian
berikutnya untuk memperoleh hadiah yang lebih baik.
Ingat, jika Anda telah
menyelesaikan satu rencana, segeralah membuat rencana baru dan pastikan batas
waktunya. Orang yang sukses akan selalu mencari cara untuk mengembangkan diri
mereka dan kehidupan mereka.
4. Bersenang-senanglah
Dalam melakukan pekerjaan, Anda
sering dihadapkan dengan masalah ataupun beban pikiran yang berat. Rasa humor
yang cukup, bisa menjadi salah satu kunci untuk sukses. Cobalah untuk tidak
terlalu berat memikirkan masalah dan pekerjaan.
Belajarlah untuk menikmati apa
yang Anda lakukan setiap hari, sehingga bisa tetap memiliki motivasi diri dan
merasa antusias. Dengan tetap memiliki perasaan tersebut, Anda bisa membantu
diri sendiri mengontrol tingkat stres yang Anda miliki.
Motivasi diri sendiri memiliki
keuntungan tersendiri dan juga memacu diri untuk bisa lebih berkembang, lebih
baik, dan mengarah pada kesuksesan.
Dengan memotivasi diri
sendiri, berarti Anda juga bisa menciptakan jalan-jalan baru untuk melangkah
mencapai tujuan Anda.
Menumbuhkan Motivasi Kinerja Karyawan
Oleh: AsianBrain.com
Content Team
Mungkin Anda masih sering
bermasalah dengan kinerja karyawan. Sebagai manajer,sudah pasti Anda
menginginkan karyawan Anda memiliki kinerja tinggi. Nyatanya, antara keinginan
dan fakta kadang tidaklah sama.
Selalu ada masalah yang Anda
hadapi. Padahal, bisa jadi karyawan Anda sudah bekerja selama beberapa tahun,
dengan lulusan minimal diploma. Mengapa motivasi kinerja
selalu menjadi persoalan?
Membahas motivasi kinerja
karyawan, maka hal ini terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhinya. Diantaranya
yaitu ketidakjelasan peran, rendahnya kompetensi, keragaman sistem nilai yang
dimiliki karyawan, preferensi yang berbeda, dan kurangnya penghargaan.
1. Kejelasan
peran karyawan.
Semakin jelas dan
terinternalisasinya uraian peran di kalangan karyawan dan manajer cenderung
semakin kecilnya peluang terjadinya penyimpangan kinerja. Sebaliknya,
ketidakjelasan peran karyawan, akan menyebabkan motivasi
kinerjanya menurun, bagkan hilang sama sekali.
2. Kompetensi
Karyawan.
Kompetensi terbagi dua :
- Kompetensi "keras"
berupa pengetahuan dan ketrampilan
- Kompetensi lunak (soft
skills), berupa sikap, etos kerja, motivasi, prakarsa, kreatifitas dan empati.
Semakin tinggi derajad kompetensi
karyawan semakin tinggi pula motivasi kinerja yang dimilikinya.
3. Lingkungan Kerja.
Lingkungan kerja terbagi menjadi
:
- Lingkungan fisik (fasilitas
kerja termasuk peralatan kerja, ruangan, kursi dan meja, listrik, pendingin
ruangan, kebisingan yang rendah, dan alat pengaman)
- Non-fisik (gaya kepemimpinan manajer yang partisipatif,
kompensasi, mutu hubungan vertikal dan horisontal seperti kebersamaan serta
lingkungan social).
Semakin nyaman lingkungan kerja,
semakin tinggi motivasi kinerja karyawannya.
4. Sistem Nilai.
Nilai adalah suatu keyakinan
mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan
digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya. Konflik yang terjadi
antara manajer dan karyawan bisa jadi karena dipengaruhi perbedaan nilai
tentang ukuran kinerja pekerjaan; apakah dilihat dari proses ataukah hasil;
ataukah gabungan keduanya. Sistem nilai sangat memengaruhi motivasi kinerja
karyawan.
5. Preferensi.
Yang dimaksud adalah derajad
kesukaan atau preferensi terhadap pekerjaan tertentu. Karyawan yang tergolong
teori Y (suka bekerja, disiplin, dan bertangung jawab), jenis pekerjaan apapun
cenderung siap untuk dilaksanakan. Namun ada sebagian kecil karyawan tergolong
teori X (tak suka bekerja, malas, dan tak bertanggung jawab), maka proses dan
motivasi kinerja karyawannya menjadi rendah. Manajer hendaknya dapat
mengidentifikasi derajad preferensi karyawan terhadap pekerjaan yang diberikan.
6. Penghargaan.
Setiap manusia membutuhkan
penghargaan dari orang lain. Dalam bidang pekerjaan, penghargaan yang
dibutuhkan karyawan berbentuk kompensasi finansial dan non-finansial.
Kompensasi finansial dapat berupa gaji, upah, insentif, dan bonus. Kompensasi
non-finansial bisa berupa jenjang karir, piagam penghargaan prestasi, dan
ucapan terimakasih. Penghargaan adalah unsur vital dalam membangun motivasi kinerja
dan kepuasan karyawan.
Tidak semua faktor berhubungan
atau berpengaruh nyata terhadap motivasi kinerja karyawan. Hal itu sangat
berkaitan dengan tipe organisasi apakah berorientasi pada laba atau nirlaba;
apakah BUMN atau non-BUMN.
Motivasi kinerja karyawan juga
sangat terkait dengan faktor-faktor kompetensi organisasi, skala atau ukuran
usaha organisasi, karakteristik perusahaan sebagai organisasi pembelajaran,
karakteristik karyawan, jenis pekerjaan, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan manajer
dalam organisasi. Dengan demikian faktor-faktor yang memengaruhi cenderung
beragam dan sangat situasional sesuai dengan kondisi perusahaan atau organisasi
masing-masing.
Cerita Motivasi
Oleh: AsianBrain.com
Content Team
Mungkin Anda sering membaca cerita motivasi
untuk membangkitkan semangat Anda. Ya, ini sangat diperlukan bagi siapa saja.
Jika mengingat masa kecil, maka kita sering mendapatkan dongeng sebelum tidur
dari orang tua. Tanpa kita sadari, banyak hal yang bisa kita dapatkan dari
dongeng tersebut. Sebut saja kisah Kancil Nyolong Timun. Ada makna mendalam terkandung didalamnya,
bahwa kita tidak boleh berlaku seperti kancil dengan sikapnya yang gemar
mencuri.
Ketika dewasa, maka kita sudah
jarang untuk mendapatkan dongeng. Meski demikian, kita tetap membutuhkan cerita
motivasi yang memberikan semangat bagi kita untuk menjalani kehidupan. Motivasi
ibarat api dalam diri kita, yang senantiasa diketahui kapan mulai meredup dan
kapan sedang berkobar-kobar. Manakala api tersebut sedang meredup dan
kita berusaha untuk mengobarkannya lagi, maka harus ada sesuatu yang mampu
menjadi semacam energi pembakarnya.
Kebiasaan bercerita dan
mendengarkan cerita adalah cara yang paling disukai oleh bangsa Indonesia
dari dulu hingga sekarang. Beberapa tahun terakhir, banyak bermunculan cerita
motivasi yang dikemas dalam bentuk buku, berupa kisah sukses orang-orang dari
berbagai sisi. Misalnya saja, kisah sukses pebisnis, penulis, artis, dan
sebagainya. Tentu saja buku-buku tersebut laris di pasaran, karena masalah
motivasi adalah hal yang sangat penting dalam mencapai kesuksesan.
Sebagai contoh, jika Anda sangat
ingin berbisnis makanan, Anda bisa mengambil hikmah dari cerita motivasi
kegigihan Kolonel Sanders, pendiri waralaba ayam goreng terkenal KFC. Dia
memulainya di usia 66 tahun. Pensiunan angkatan darat Amerika ini tidak
memiliki uang sepeser pun kecuali dari tunjangan hari tuanya, yang semakin
menipis.
Namun dia memiliki keahlian
dalam memasak dan menawarkan resep masakannya ke lebih dari 1.000 restoran di
negaranya. Kolonel Harland Sanders adalah pelopor Kentucky Fried Chicken atau KFC yang telah
tumbuh menjadi salah satu ya
ng terbesar dalam industri
waralaba makanan siap saji di dunia.
Anda juga bisa belajar dari
cerita motivasi Honda. Jika Anda mengamati kendaraan yang melintasi jalan raya,
pasti mata Anda selalu terbentur pada kendaraan bermerek Honda, baik berupa
mobil maupun motor.
Merek kendaran ini memang selalu
menyesaki padatnya lalu lintas. Karena itu barangkali memang layak disebut
sebagai raja jalanan.
Namun, pernahkah Anda tahu, jika
sang pendiri kerajaan bisnis Honda, Soichiro Honda, selalu diliputi kegagalan
saat menjalani kehidupannya sejak kecil hingga berbuah lahirnya imperium bisnis
mendunia itu. Dia bahkan tidak pernah bisa menyandang gelar insinyur. Ia bukan
siswa yang memiliki otak cemerlang.
Di kelas, duduknya tidak pernah
di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. Saat merintis bisnisnya, Soichiro
Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang,
dikeluarkan dari kuliah. Namun, ia terus bermimpi dan bermimpi. Dan, impian itu
akhirnya terjelma dengan bekal ketekunan dan kerja keras. Cerita motivasi
yang luar biasa, bukan?
Masih banyak cerita motivasi
yang bisa Anda dapatkan, baik melalui buku, searching, majalah, dan sebagainya.
Anda bisa mengambil hikmah yang luar biasa, diantaranya Anda bisa mengambil
pelajaran bagaimana mereka menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi.
Bisa jadi, masalah yang Anda alami sama dengan yang pernah mereka hadapi.
Dengan demikian, Anda bisa mengambil pelajaran dari mereka. Bahkan, Anda tidak
perlu merasakan kegagalan yang mereka alami,
Membentuk Sikap Positif
Sikap mulai menjadi
fokus pembahasan dalam ilmu sosial semenjak awal abad 20. Secara bahasa, Oxford
Advanced Learner Dictionary (Hornby, 1974) mencantumkan bahwa attitude, berasal
dari bahasa Italia "attitudine" yaitu "Manner of placing or
holding the body, dan Way of feeling, thinking or behaving".
Definisi lain adalah cara
menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan
perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai perasaan seseorang tentang obyek,
aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang
merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral)
seseorang pada sesuatu.
Konsep sikap pertama
kali diangkat dalam bahasan ilmu sosial pertama kali oleh Thomas (1918),
sosiolog yang banyak menelaah kehidupan dan perubahan sosial, yang menulis buku
Polish Peasant in Europe and America: Monograph of an Immigrant Group
yang merupakan hasil riset yang dilakukannya bersama Znaniecki.
Sikap muncul dari berbagai
bentuk penilaian, yang dikembangkan dalam tiga model, yaitu afeksi,
kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis
yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku
adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah
pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan individu
berperilaku dari hasil belajar sosial dari lingkungannya.
Terdapat kaitan antara sikap dan
perilaku seseorang, walaupun tergantung pada faktor lain, yang kadang bersifat
irasional. Sebagai contoh, seseorang yang menganggap penting transfusi darah
belum tentu mendonorkan darahnya. Hal ini masuk akal bila orang tersebut takut
melihat darah, yang akan menjelaskan irasionalitas tadi.
Sikap dapat mengalami perubahan
sebagai akibat dari pengalaman. Tesser (1993) berargumen bahwa faktor bawaan
juga dapat berpengaruh dalam hal ini. Aliran musik orang yang cenderung
ekstrovert, akan berbeda dengan orang yg introvert.
Salah seorang ahli yang membahas
tentang sikap adalah Carl Jung. Ia mendefinisikannya sebagai kesiapan dari
psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu. Ia sering muncul
dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari.
Kadang-kadang kita mendengar
istilah kepribadian yang karismatik, yang merupakan kombinasi yang langka dari
ciri-ciri yang memancarkan pesona atau daya tarik tertentu.Sikap begitu
pentingnya sehingga dapat menjadi lebih penting daripada
karakteristik-karakteristik fisik dan mental dalam suatu kepribadiaan.
Sikap positif begitu
kuat dapat memperkuat ciri-ciri kepribadian. Ia dapat membuat orang cantik
menjadi dua kali lebih cantik. Hal ini dapat mengubah kepribadian yang
membosankan menjadi kepribadian yang dipandang orang menarik. Ia juga
bisa "mencemerlangkan" karakteristik kepribadian yang lain. Dalam
proses ini, citra keseluruhan orang yang bersangkutan menjadi lebih bersinar
dan lebih menarik bagi orang lain.
Rasanya tidak perlu diragukan
lagi bahwa sikap positif dapat membantu orang menampilkan kepribadian yang
sebaik-baiknya. Banyak orang berbakat, termasuk mereka yang memiliki karakteristik
dan karisma yang didambakan orang lain merasa kesepian dan tidak bahagia, baik
dalam kehidupan pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadi, karena mereka tidak
menyadari pentingnya sikap yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
" tolong komentarnya untuk kedepan agar lebih bagus "